Kepulauan Raja Ampat merupakan rangkaian empat gugusan pulau yang berdekatan dan berlokasi di barat bagian kepala burung pulau Papua. Empat gugusan pulau yang menjadi anggotanya dinamakan menurut empat pulau terbesarnya, yaitu Pulau Waigeo, Pulau Misool, Pulau Salawati, dan Pulau Batanta.

Asal mula nama Raja Ampat menurut mitos masyarakat setempat berasal dari seorang wanita yang menemukan tujuh telur. Empat butir di antaranya menetas menjadi empat orang pangeran yang berpisah dan masing-masing menjadi raja yang berkuasa di Waigeo, Salawati, Misool Timur dan Misool Barat. Tiga butir telur lainnya menjadi hantu, seorang wanita, dan sebuah batu.
Masyarakat Kepulauan Raja Ampat umumnya nelayan tradisional yang berdiam di kampung-kampung kecil yang letaknya berjauhan dan berbeda pulau. Mereka adalah masyarakat yang ramah menerima tamu dari luar, apalagi kalau kita membawa oleh-oleh buat mereka berupa pinang ataupun permen. Barang ini menjadi semacam 'pipa perdamaian indian' di Raja Ampat. Acara mengobrol dengan makan pinang disebut juga "Para-para Pinang" seringkali bergiliran satu sama lain saling melempar mob, istilah setempat untuk cerita-cerita lucu.
Perairan Kepulauan Raja Ampat menurut berbagai sumber, merupakan salah satu dari 10 perairan terbaik untuk divingsite di seluruh dunia. Bahkan, mungkin juga diakui sebagai nomor satu untuk kelengkapan flora dan fauna bawah air pada saat ini. Terdapat lebih dari 540 jenis karang keras, 1.000 jenis ikan karang, 700 jenis moluska. 75% spesies karang dunia berada di Raja Ampat. Tak satupun tempat dengan luas area yang sama memiliki jumlah spesies karang sebanyak ini.
Di beberapa tempat seperti di kampung Saondarek, ketika pasang surut bisa disaksikan hamparan terumbu karang tanpa menyelam.
Spesies yang unik yang bisa dijumpai pada saat menyelam atau bahkan hanya snorkeling adalah beberapa jenis kuda laut, wobbegong, dan ikan pari manta. Di Manta point yg terletak di Arborek selat Dampier, kita bisa berenang dengan ditemani beberapa ekor pari manta yang jinak seperti ketika di kepulauan Derawan, Kalimantan Timur. Jika snorkeling di Cape Kri,kita bisa dikelilingi oleh ribuan ikan. Hiu karang juga sering terlihat, dan kalau beruntung kita juga bisa melihat penyu sedang diam memakan sponge atau berenang di sekitar kita.
Di kawasan gugusan Misool ditemukan peninggalan prasejarah berupa cap tangan yang diterakan pada dinding batu karang. Uniknya, cap-cap tangan ini berada sangat dekat dengan permukaan laut dan tidak berada di dalam gua. Menurut perkiraan, usia cap-cap tangan ini sekitar 50.000 tahun dan menjadi bagian dari rangkaian petunjuk jalur penyebaran manusia dari kawasan barat Nusantara menuju Papua dan Melanesia.
Sumber : Wikipedia
Komentar
Posting Komentar